Mata Anita semakin merah manakala memandang langit-langit kelasnya yang sangat mengkuatirkan. Entah sudah berapa kali dia pindah tempat duduk karena bangkunya selalu kena air hujan. Apalagi sekarang musim hujan, hatinya semakin resah.
Sekali lagi Anita menatap langit-langit. Banyak lobang menghiasi atap ruang kelasnya. Seolah-olah bagai sepasang mata merah yang selalu menatapnya. Kemanapun Anita memandang mata itu selalu mengikutinya. Menatap penuh dengan rasa tak suka.
Pernah Anita menyampaikan hal itu kepada teman-temannya. Namun, semuanya tak ada yang percaya.
“ Benar Wat... Aku tak bohong. Mata itu selalu menatapku”
“ Ah, kamu ada-ada saja. Paling-paling hanya perasaanmu aja,” jawab Wati sambil merapikan rambutnya yang agak kusut.
“Enggak...sumpah, mata itu seolah-olah marah.”
Tiba-tiba hujan semakin deras. Padahal tadi hanya rintik-rintik. Angin kencang juga mengobrak-abrik pohon. Suara gemuruh mengagetkan Anita. Teman-temannya berhamburan meninggalkan kelas.
“ Braak....brak....” Atap kelas itupun roboh. Anehnya , mata merah itu masih ada di sana. @
Karya : mbahBEJO
0 komentar:
Posting Komentar