WAHANA SISWA BERKARYA SEPANJANG MASA

Jumat, 26 Oktober 2018

TERJEBAK




Mata  Denok belum dapat terpejam. Dia galau. Perasaannya terasa tak enak. Padahal besok pagi dia akan menghadapi USBN.Yaitu ujian sekolah untuk menentukan lulus atau tak lulus. Bukannya dia tak siap. Jauh hari dia telah mempersiapkan diri untuk menghadapi USBN. Namun ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
Jam dinding telah berdering dua belas kali. Namun, Denok belum dapat memejamkan matanya. Sejuta galau di hatinya belum terpecahkan. Dia masih ingat perkataan Bu Nista gurunya tadi pagi. “Kau harus mau membantu teman-temanmu. Jawabanmu harus kau berikan kepada teman-temanmu. Agar mereka bisa lulus semua”
Sebenarnya yang disuruh bukan dia saja.. Teman-temannya : Anita, Bonita, Tedy, juga diminta Bu Nista untuk membantu teman-teman saat ujian nanti.
“ Enak aja suruh bagi-bagi jawaban,” gerutu Anita ketka bertemu dengan temannya.
“ Hm, benar! Untuk apa sekolah kalau hanya menghandalkan bantuan kita.” celoteh Bonita menimpali perkataan  Anita.
“ Sudah...sudah!” ucap Denok mencoba melerai temannya.
“ Sebaiknya kita tak usah mempersoalkan hal ini. Kita  turuti saja perintah bu guru.”
“ Lho, kamu ini gimana Nok. Dulu kamu selalu menentang segala kecurangan. Mengapa sekarang mengajak kita berbuat curang. Rugi kita... Sudah capek-capek belajar. Hanya untuk membantu orang lain ! ” gerutu Tedy yang biasanya selalu mengiyakan ajakan Denok.
“ Iya, Nok. Benar kata Tedy..” Bonita memberi dukungan.
“ Ok, baik teman-teman, sebenarnya dalam hatiku juga berontak. Kita  harus menentang segala kecurangan. Apalagi kita adalah pelajar ,generasi penerus cita-cita bangsa. Apa jadinya nanti. Tapi kita juga harus taat kepada guru. Permintaan  Bu Nista bahwa hal itu demi membantu teman-teman yang kesulitan juga ada benarnya.”
“ Namun aku tak setuju ! ” bantah Tedy semakin marah. ” Ini perbuatan tak terpuji.”
Perbebatan  itu tak menemukan titik terang. Mereka pulang dengan membawa masalah yang selama ini belum pernah mereka alami.
Esok harinya Denok dan teman-temannya tampak gelisah. Apalagi Denok dia merasa bersalah karena mengajak teman-temannya untuk menuruti permintaan Bu Nista. Dia terjebak. Dia pasrah. Dia hanya bisa berdoa semoga Alllah SWT menunjukkan jalan yang terbaik.
Tiba-tiba Bu Nista masuk kelas dan berkata sambil meneteskan air mata.
“ Anak-anak, Ibu minta maaf karena telah meminta kalian untuk bekerja sama dalam menghadapi USBN. Itu perbuatan tak baik. Sebenarnya Ibu hanya merasa khawatir saja, bila di antara kalian ada yang tidak lulus. Namun, sekarang Ibu sadar dan percaya kepada kalian. Kalian pasti mampu menghadapi USBN ini dengan baik. Berjuanglah dengan gigih,percaya diri, dan berbuatlah jujur. Semoga  kalian lulus semua.”
Bagaikan tersiram air salju, hati Denok dan teman-temannya terasa lega. Mereka segera berucap syukur kepada Allah SWT yang telah menyelesaikan masalah ini. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran yang berguna. Amin.
 Karya : mbahBEJO
oo0oo







0 komentar:

Posting Komentar

 
..:Hiasi Hidup Ini Dengan Kebaikan:..