Entah apa yang dirasakan Pak Miko sejak memasuki ruang kelas . Sudah berkali-kali dia minum. Sudah tiga gelas dia habiskan. Padahal cuaca pagi itu mendung. Tapi mengapa Pak Miko merasakan haus yang luar biasa.
Pak Miko kelihatan resah. Berkali-kali dia menengok ke luar kelas. “Heran, mengapa hawanya panas sekali,” guman Pak Miko sambil mengibaskan buku.
Pak Miko memperhatikan siswanya. Tampaknya biasa saja. Tidak ada yang resah. Bahkan siswanya kelihatan asyik mengerjakan tugas yang diberikan. Tak ada yang mengeluh panas.
Sekali lagi Pak Miko meraih gelas minuman. Rasa hausnya tak bisa dibendung. Dia merasakan teng-gorokanya kering tak ketulungan.
Dia perhatikan anak-anak tidak ada yang mengeluh kehausan. “Aneh ,” pikirnya.”Mengapa aku saja yang merasakan”. Berkali-kali dia mencari jawabannya tapi tak menemukan juga.
Pak Miko jadi teringat cerita masyarakat sekitar yang mengatakan bahwa sekolah itu memang agak angker. Sudah beberapa kali terjadi kejadian tanpa nalar. Bulu kuduk Pak Miko jadi berdiri mengingat cerita-cerita tersebut.
Bel istirahat berbunyi. Anak-anak berhamburan keluar ruang. Tinggal Pak Miko sendirian. Dia coba melupakan apa yang dia rasakan. Namun .lagi-lagi rasa haus itu datang lagi. Dia lirik air minumnya tinggal seteguk. Dia tahan untuk tidak minum.
Tiba-tiba Pak Miko dikagetkan oleh suara. “Takut…..takut….Haus…...haus……”
“ Pak takut, Pak haus,” teriaknya berulang-ulang. Pak Miko panik. Ternyata salah satu siswanya masuk ke kelas dalam keadaan seperti itu. Matanya mendelik. Badannya kejang-kejang. Akhirnya air yang tinggal seteguk dia berikan.
Aneh , seketika siswa itu sadar dan berucap, “Ada apa Pak”.
Pak Miko hanya geleng-geleng heran.(mbahBejo)
0 komentar:
Posting Komentar